Startup Indonesia yang Sukses Dalam Bisnis Internasional

Startup Indonesia yang Sukses Dalam Bisnis Internasional

Startup Indonesia yang Sukses Dalam Bisnis Internasional – Belakangan ini kamu pasti sering mendengar istilah startup di media massa hingga perbincangan sehari-hari. Mungkin ada juga beberapa di antara kamu yang sedang mencari ide bisnis atau ingin bekerja di berbagai startup yang ada di Indonesia. Startup, menurut Wikipedia, merupakan perusahaan yang baru dirintis dan umumnya mempunyai bisnis yang berkembang pesat yang bertujuan memenuhi kebutuhan pasar dengan membentuk sebuah model bisnis yang berupa inovasi produk, jasa, proses, atau platform.

Kehadiran dan menjamurnya startup ini juga didorong oleh teknologi yang berkembang pesat di zaman sekarang. Sampai saat ini sudah ada beberapa startup Indonesia yang berhasil mengembangkan sayap bisnisnya hingga ke dunia internasional. Yuk, simak beberapa startup di Indonesia tersebut yang sudah merambah pasar di luar negeri.

Startup Indonesia yang Sukses Dalam Bisnis Internasional

GO-JEK

Siapa yang tidak mengenal Go-Jek. Perusahaan yang dibangun oleh Nadiem Makarim ini berhasil menjadi salah satu startup Indonesia yang memberikan dampak positif dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, khususnya di kota-kota besar. Perusahan ini bahkan menjadi salah satu startup Indonesia yang dijuluki Unicorn Startup, atau startup yang sudah memiliki nilai valuasi paling tidak $1 milyar. poker99

Berawal dari Go-Ride, layanan ojek daring yang dapat dipesan kapanpun dan dari manapun, startup Indonesia yang berdiri pada 2010 ini mengembangkan fitur-fitur lain yang berguna untuk kehidupan sehari-hari. Layanan taksi online Go-Car, pesan antar makanan Go-Food, pengiriman barang Go-Send, pengangkutan barang menggunakan mobil Go-Box, jasa titip belanja Go-Mart, layanan pijat panggilan Go-Massage, jasa membersihkan rumah Go-Clean, hingga perawatan kecantikan yang datang langsung ke rumah Go-Glam. https://www.mrchensjackson.com/

Karena keerhasilannya, pada Agustus 2016 startup Indonesia ini mendapat suntikan dana sebesar US$550 juta dari sebuah konsorsium internasional. Selain itu, GO-JEK juga sukses meraih ASEAN Entrepreneur Award dari World Knowledge Forum di Seoul, Korea Selatan pada Oktober 2016 lalu. Startup Indonesia ini tak hanya berjaya di negeri sendiri, tapi juga sudah melebarkan sayap dengan membuka kantor perwakilan di Bengaluru, India.

Traveloka

Bagi orang-orang yang suka bepergian, baik untuk urusan bisnis ataupun berlibur, sepertinya slogan “Traveloka dulu” sudah tak asing lagi. Ya, slogan tersebut berhasil membuat Traveloka, startup Indonesia yang didirikan oleh Ferry Unardi (CEO), Derianto Kusuma (CTO), dan Albert Zhang (Head of Design) ini, menjadi pilihan utama untuk memesan tiket transportasi pesawat, kereta api, hingga akomodasi seperti hotel dan penginapan lainnya.

Berdiri pada 2012, startup Indonesia ini mulanya menyediakan pencarian perbandingan harga tiket pesawat dari berbagai situs, hingga pada pertengahan 2013 startup Indonesia ini menyediakan layanan pemesanan tiket pesawat secara mandiri. Setahun berikutnya di pertengahan 2014 Traveloka merambah bisnis pemesanan kamar hotel dan membuat aplikasi gratis yang dapat diunduh di Play Store untuk device berbasis Android dan App Store untuk iOS.

Startup Indonesia ini berhasil mendapat pendanaan dari perusahaan asing ternama seperti East Venture, Expedia, dan beberapa investor lain. Total investasi yang mereka peroleh hingga kini senilai US$500 juta atau Rp6,75 triliun. Layanan Traveloka kini tak hanya bisa dinikmati di Indonesia, tapi juga negara-negara Asia Tenggara lain seperti Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, dan Singapura.

Tokopedia

Startup Indonesia ini adalah salah satu situs belanja online (e-commerce) paling laris di Indonesia sejak resmi hadir pada 17 Agustus 2009 lalu. Perusahaan yang didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison ini menjadi perusahaan startup Indonesia dan Asia Tenggara pertama yang memperoleh pendanaan sebesar US$100 juta atau sekitar Rp1,2 triliun dari Sequoia Capital dan SoftBank Internet and Media Inc. (SIMI).

Pada Agustus 2017, startup Indonesia ini mendapat investasi dari perusahaan asal Tiongkok, Alibaba, sebesar US$1,1 milyar. Berkat kesuksesannya, Tokopedia terpilih sebagai Marketeers of the Year pada Markplus Conference 2015 yang digelar Markplus Inc. serta Best Company in Consumer Industry dari Indonesia Digital Economy Award pada Mei 2016 lalu.

HijUp

Didirikan pada Agustus 2011 lalu, HijUp adalah e-commerce B2C (business to customer) dengan konsep fashion mall yang secara khusus menjual barang-barang fashion wanita muslim di Indonesia. Startup Indonesia yang didirikan oleh Diajeng Lestari ini hingga saat ini menjual lebih dari 120 merk dari 30 desainer lokal yang tergabung di website-nya.

Selain barang fashion muslimah, HijUp juga menyediakan pakaian anak-anak dan produk-produk home & living. Pembeli produk yang dijual HijUp tak hanya dari dalam negeri, tapi juga merambah negara tetangga Malaysia, Singapura, dan Australia; negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab; sampai benua Eropa dan Amerika seperti Prancis, Inggris, Jerman, Rusia, Amerika Serikat, dan Kanada.

eFishery

Potensi perikanan di negeri kita tak luput dari perhatian para pebisnis startup Indonesia. Adalah Gibran Huzaifan, sosok yang mencetuskan ide teknologi eFishery, sistem cerdas yang dapat mengotomasi pemberian makan ikan dan udang. Ide tersebut muncul dari pengamatannya ketika bergelut di bisnis budidaya ikan.

Menurutnya pemberian pakan ikan secara manual biasanya tidak efektif secara jumlah dan adanya kecurangan yang dilakukan oleh karyawan di bisnis budidaya ikan. Teknologi eFishery dapat memberi makan ikan secara otomatis dan mendeteksi nafsu makan ikan. Tak cuma itu, produk yang diinisiasi pada 2012 lalu ini juga mampu mencatat setiap pemberian pakan secara real-time dan dapat dipantau dengan jaringan internet.

Startup Indonesia yang berdiri pada 2012 ini, menawarkan sistem beli dan sewa dengan harga berkisar dari Rp7 juta–Rp9 juta untuk tiap unitnya. Walaupun produk ini bersaing dengan pesaing serupa dari Thailand dan Taiwan, tetapi produk mereka hanya mampu melakukan penjadwalan pakan dan belum dapat terhubung dengan sensor dan internet seperti eFishery. Manfaat nyata yang diberikan startup Indonesia yang didirikan oleh alumnus jurusan Biologi ITB ini mampu membawanya untuk meraih juara pertama dalam Get In the Ring (GITR), sebuah kompetisi startup di Rotterdam, Belanda, yang diselenggarakan oleh Erasmus Centre for Entrepreneurship pada 2014 lalu.

Startup Indonesia yang Sukses Dalam Bisnis Internasional

iGrow

Bertani kini bisa dilakukan dengan cerdas dan mudah dengan startup karya anak Indonesia ini. Andreas Senjaya, Muhaimin Iqbal, dan Jim Oklahoma membangun iGrow pada tahun 2015 sebagai aplikasi yang memungkinkan penggunanya untuk dapat bertani tanpa harus turun sendiri ke lahan pertanian dan mempunyai kemampuan bercocok tanam.

Pengguna hanya cukup mendaftar, memilih lahan dan jenis pohon, lalu pengguna bisa langsung menginvestasikan uangnya di lahan tersebut. Setelah lahan digarap dan selesai dipanen hasil pertanian bisa langsung dijual dengan pembagian 40% untuk pengguna,  20% untuk rekanan pengelola kebun (petani), dan 20% untuk iGrow. Startup Indonesia ini banyak mendapat penghargaan di ajang internasional seperti Istanbul Startup dan menjadi startup terbaik di EuroAsia. Saat ini startup Indonesia ini juga sedang mengincar lahan pertanian di beberapa negara lain seperti Turki dan Jepang.

PicMix

Satu lagi startup karya anak Indonesia yang sukses mendunia. PicMix adalah sebuah aplikasi photo sharing & editing yang dicetuskan Calvin Kizana pada tahun 2012 sebagai aplikasi foto di device berbasis BlackBerry yang waktu itu sedang menjamur di Indonesia. PicMix lalu berhasil menggaet 1 juta pengguna hanya dalam waktu dua bulan sejak peluncurannya.

Versi Android dan Windows dirilis pada akhir tahun 2014, dan diikuti iOS pada 2015. Hingga 2016 lalu, startup Indonesia ini mempunyai sekitar 27 juta pengguna terdaftar. Pada Mei 2016 PicMix mendapat pendanaan Seri A senilai US$3 juta. Pengguna startup ini tak hanya dari Indonesia, tetapi sudah merambah Afrika Selatan, India, dan negara-negara lain di benua Asia dan Afrika.